27.10.11

House of Freedom

Hari yang penuh kejutan..kayak biasanya.

Tapi untuk kali ini, gua sangat menikmati latihan memanjat gua bersama bang Nakib dan bang Usus. Point-point baru dipasang, membuat gua tambah semangat. SEMANGAT BANGET ngerayap-ngerayap di papan panjat. Banyaknya saran dan kritik dari mereka, juga dukungan dan perhatian mereka, gua ngerasa.... nyaman.

Se-enggaknya gua masih punya tempat aman untuk menghabiskan waktu gua, jauh dari semua hal yang bikin gua harus berpikir terus. Tempat dimana gua ngerasa, oke, gua disini mau selow-selow kayak kalian, ngobrol-ngobrol ringan, makan gorengan dan minum es teh rame-rame, tidur, mainin kolam ikan, main gitar, denger musik, main kartu, mempererat silaturahmi.

Fuhh...
"LELAH BANGET HIDUP LO CUMA MIKIRIN YANG SEDIH-SEDIH AJA!!!!!" *nyindir semua orang di dunia yang ngga semangat dan ngga berani bangkit dari keterpurukan*




*mrc/21/semangat-ngga-semangat-tp-senang

18.10.11

Jangan suka meremehkan orang lain.
Semua orang itu pasti tau satu hal yang kita pun tau atau bahkan ngga tau. Dan (seharusnya) kita semua itu belajar dan berbagi ilmu tanpa harus ngerasa jadi yang paling pintar :)

*mrc/21/otak terkendali

14.10.11

runaway

Lagu-lagu reggea yang mengalun bersama 1 kaleng beer dan rokok. Mencoba berbelok untuk mencari jalan keluar. Ke kanan, ke kiri. Putar arah. Mencari jembatan. Merangkak masuk jalan tikus. Dimana sih jalan lurus yang waktu itu saya lewati…

Diseberang sana, orang-orang dengan botol Mansion yang digilir. Berputar-putar. Menikung. Menebas semua ilalang yang kering karena kurang perhatian. Terus berjalan menelusuri hutan, menemukan jalan yang dituju. Kepuasan.

Handphone terus berdering untuk pesan-pesan singkat yang berisi saling membutuhkan. Sangat tajam menusuk sampai tulang rusuk. Terlalu mustahil untuk saling menemukan perempatan tempat dimana kami harusnya bertemu.

Senyuman seorang Ibu yang seharusnya ada untuk menghangatkan, tawa lepas tanpa harus membungkuk keberatan masalah hidup, kecupan serta dekapan kekasih yang menemani, kalah semua sama Marijuana.

Ini black hole? Atau sarang biawak di tepi sungai yang dingin dan basah?

Pak Tani, kami lapar, butuh beras yang bisa menjadi nasi, bukan menjadi sake.

-

Terlihat cahaya. Itu Malaikat. Eh, Yesus!. Eh,…cuma head lamp para penelusur goa. Apapun itu, sebut saja sinar dewa yang mungkin akan membawa kita keluar dari sini.

Tertawa. Tertawa sampai muntah. Memuntahkan isi perut bersama kesedihan. Beratnya mengangkat kepala hampir sama seperti beratnya meninggalkan kesenangan ini.

-

Kami sedang apa sih? Mencari jalan? Mau kemana? Menyatroni kenyataan?

Se-rumit ini?

Jangan bodoh! Sekarang waktunya tidur. Biar matahari yang tunjukan semua kebenaran hidup esok hari.


*mrc/21/mabuk